Kamis, 12 Januari 2017

GALENIKA

GALENIKA

Sediaan galenik adalah sediaan yang di buat dari bahan baku hewan atau tumbuhan yang di ambil sarinya.
Zat-zat yang tersari (berkhasiat) biasanya terdapat dalam sel-sel bagian tumbuh-tumbuhan yang umumnya dalam keadaan kering. Cairan penyari masuk kedalam zat-zat berkhasiat utama dari pada simplisia yang akan di ambil sarinya, kemudian, zat berkhasiat tersebut akan terbawa larut dengan cairan penyari, setelah itu larutan yang mengandung zat berkhasiat dipisahkan dari bagian simplisia  lain yang kurang bermanfaat.

1.      Penarikan (Extraction)

ekstraksi adalah menarik zat berkhasiat sebanyak mungkin tanpa merubah khasiat
Istilah-istilah dalam extraction:
- Cairan penarik = Menstrum
- Ampas = Marc, Faeces
- Cairan yg dipisahkan = Macerate Liquid, Colatura, Solution, Perkolat


Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan sediaan galenik diantaranya sebagai berikut:

1.   Derajat kehalusan
Derajat kehalusan ini harus di sesuaikan dengan mudah atau tidaknya obat yang terkandung tersebut untuk disari. Semakin halus simplisianya itu akan mempermudah proses penyarian, ataupun sebaliknya semakin sukar disari maka simplisia harus dibuat semakin halus.

2.      Temperatur suhu dan lamanya waktu
Suhu harus disesuaikan dengan sifat dari obat, apakah mudah menguap atau tidak, mudah tersari atau tidak.

3.     Bahan penyari dan cara menyari
Setiap simplisia atau bahan obat mempunyai cara dan bahan penyari yang berbeda-beda, oleh karena itu cara ini harus di sesuaikan dengan sifat kelarutan obat dan daya serap bahan penyari ke dalam simplisia.

4.      Konsentrasi/kepekatan
Pada umumnya untuk menentukan penggunaan cairan penyari  mengacu/memperhatikan beberapa faktor antara lain:
1.   Mempunyai kelarutan zat dalam menstrum
2.   Tidak menyebabkan simplisia menjadi rusak atau hilang zat berkhasiatnya
3.   Harga yang ekonomis
4.   Jenis sediaan yang akan di buat.

- Cairan penarik/penyari yang sering digunakan :
1.   Air
2.   Etanol
3.   Glycerinum
4.   Eter
5.   Solvent Hexane
6.   Acetonum
7.   Chloroform

- Cara penarikan / penyarian:
·      Maserasi
·      Digerasi
·      Perkolasi

Maserasi
Yaitu merendam cairan simplisia dengan cairan penyari pada suhu 15-25˚C. Merupakan proses pendahuluan untuk Perkolasi

Digerasi
Yaitu merendam cairan simplisia dengan cairan penyari pada suhu 35-45˚C hingga bentuk dari simplisia menjadi rusak.

Perkolasi
Yaitu merendam simplisia dengan cairan penyari dalam alat perkolator. Macam-macam Perkolasi :
•  Perkolasi Biasa
•  Perkolasi Bertingkat, Reperkolasi, Fractional Percolation
•  Perkolasi dg Tekanan, Pressure Percolation
•  Perkolasi Persambungan, Continous Extraction

Sediaan galenik dapat digolongkan berdasarkan cara pembuatannya sebagai berikut:
1.   Aqua aromatic (Air aromatic)
2.   Ekstrak ( Extracta )
3.   Syrup ( Sirupi )
4.   Tincture
5.   Minyak Lemak ( Olea pingua )
6.   Minyak Atsiri
7.   Infus ( Infusa )

1.       Aqua aromatic (Air aromatic)

Menurut Farmakope Edisi II Aqua Aromatic adalah larutan jenuh Minyak atsiri dalam air. Diantara air aromatic ada yang memiliki daya terapi yang lemah, digunakan untuk memberi aroma pada obat-obatan atau sebagai pengawet. Air ini tidak boleh berwarna dan berlendir, tapi harus mempunyai bau dan rasa  yang menyerupai bahan asal.
Cara Pembuatan :
1.Larutkan minyak atsiri dalam 60 ml etanol 95%
2.+kan air s.d.s ad volume 100 ml sambil kocok kuat
3.+kan 500 mg talc, kocok, lalu diamkan, dan saring
4.Encerkan 1 bagian filtrat dengan 39 bagian air.

Contoh :
Aqua Foeniculi
Larutkan 4 gr ol. Foeniculi + 60 ml etanol 90% + air ad 100 ml


2.       Ekstrak ( Extracta )

Ekstrak adalah sediaan yang dapat berupa kering,kental dan cair, dibuat dengan menyari simplisia nabati atau hewani menurut cara yang sesuai.

- Cairan Penyari : air, eter & campuran etanol-air

- Cara penyarian:
a.  Air            : Maserasi, perkolasi, penyeduhan dengan air mendidih ( infusa)
b.  Etanol–air  :Maserasi, perkolasi
c.  Eter          : Perkolasi

- Ekstrak terbagi menjadi 3 yaitu : Ekstrak cair, ekstrak kental, dan ekstrak kering
- Contoh ekstrak :
1.      Ekstrak Belladonnae
2.      Ekstrak Hyoscyami
3.      Ekstrak Timi
4.      Ekstrak Strici
5.      Ekstrak Pule pandak

3.       Syrup ( Sirupi )

Sirup adalah sediaan cair berupa larutan yang mengadung sakarosa. Kadar sakarosa adalah tidak kurang  dari 66,9% kecuali dinyatakan lain.
Cara Pembuatan :
1.      Air + gula, panaskan atau didihkan ad larut , Ditambah air mendidih secukupnya hingga diperoleh  bobot yang di kehendaki, bila terjadi busa, hilangkan busanya dan di serkai.

2.      Glikosida antrakinon : + Na2CO3 10% bobot simplisia, pada pembuatan sirup simplisia untuk persediaan ditambahkan Nipagin 0,25% b/v atau pengawet yang cocok.
Bila cairan hasil sarian mengandung zat yang mudah menguap maka sakarosa di larutkan dalam pemanasan lemak dan dalam botol yang tertutup. Hal ini dilakukan dalam membuat Aurantii compositus sirupus, Balsami tolutani sirupus, Colae  compositus sirupus, Senegae sirupus, Thymi sirupus dan Thymi compositus sirupus. Pada pembuatan Cinamomi sirupus sakarosa di larutkan tanpa penggunaan air panas.

4.      Tincture

Yaitu adalah sediaan cair yang dibuat dengan cara maserasi dan perkolasi, tincture yang didapatkan haruslah jernih.
Untuk pembuatan zat berkhasiat tidak keras digunakan sebanyak 20% dari zat berkhasiat, dan untuk yang berkhasiat keras digunakan sebanyak 10% dari zat berkhasiat.
Untuk bahan dasar yang mengandung harsa di gunakan cairan penyari etanol 90% v/v      
Contoh  : Benzoes Tinctura, Myrrhae Tinctura.

Pembagian Tingtur :
Menurut cara pembuatan
- Tingtur Asli
- Tingtur Tidak Asli (Palsu)

Menurut kekerasan
- Tingtur Keras
- Tingtur Lemah

5.       Minyak Lemak ( Olea pingua )

Yaitu campuran senyawa asam lemak dengan gliserin (gliserida asam lemak)
Cara mendapatkan minyak lemak :
1.   Diperas pada suhu biasa
Contoh : ol. arachidis, ol. olivae, ol. ricini

2.   Diperas pada suhu panas
Contoh : ol. cacao, ol. Cocos

- Syarat-syarat  minyak lemak :
a. Jernih
b. K.d.l  larut dlm CHCl3, eter, & eter minyak tanah
c. Memenuhi syarat minyak mineral, minyak harsa & minyak asing lainnya, senyawa belerang & logam berat

- Kegunaan Minyak Lemak :
a. Zat tambahan
b. Pelarut
c. Obat

- Pembagian Minyak Lemak :
a.  Dapat mengering. Contoh: ol. lini, ol. ricini
b.  Tidak dapat mengering. Contoh: ol. arachidis

- Cara Identifikasi : Pada kertas meninggalkan noda

- Contoh Minyak Lemak :
a.   Minyak Kacang
      Pemerasan biji Arachis hypogeae L telah dikupas

b.   Minyak Ikan
      Hati segar Gadus calarias L & sp lain, dimurnikan dengan penyaringan pada suhu 00C

6.   Minyak Atsiri

Yaitu campuran bahan berbau keras & menguap. Didapatkan dengan cara penyulingan /perasan simplisia segar maupun sintesis.

- Sifat-sifat Minyak Atsiri :
1.   Mudah menguap
2.   Rasa yang tajam
3.   Wangi khas
4.   Tidak larut dalam air, larut dalam pelarut organik
5.   Tidak berwarna, hanya saja sedikit kuning muda

- Syarat-syarat Minyak Atsiri :
1.   Jernih
2.   Mudah larut dalam chloroform atau eter
3.   Penyulingan uap à bebas minyak lemak
4.   Harus kering
5.   Bau & rasa seperti simplisia

- Cara-cara  memperoleh Minyak Atsiri :
1.   Pemerasan
2.   Penyulingan (destilasi)
3.   Enflurage

- Identifikasi
1.   Teteskan 1 tetes minyak di atas air, permukaan air tidak keruh
2.   Di sepotong kertas teteskan 1 tetes minyak (penyulingan uap), tidak ada noda transparan .
3.   Kocok minyak dengan larutan NaCl jenuh, biarkan memisah. Volume air tidak bertambah.

- Contoh-contoh Minyak Atsiri :
1.   Oleum Foeniculi (minyak adas)
Penyulingan uap buah masak Foeniculum vulgaris Mill varietas α vulgare & β-dulce
2.   Oleum Citri (minyak jeruk)
Pemerasan pericarp Citrus sinensis

6.      Infus ( Infusa )

Yaitu sediaan cair dengan penyari air (suhu 900 C) selama 15 menit

- Hal-hal yang harus diperhatikan :
1.   Jumlah simplisia.
2.   Derajat halus simplisia.
3.   Banyaknya ekstra air.
4.   Cara menyerkai.
5.   Tambahan bahan lain.

- Jumlah simplisia
1.   Kulit kina : 6 bagian
2.   Daun digitalis : 0,5 bagian
3.   Akar ipeka : 0,5 bagian
4.   Daun kumis kucing : 0,5 bagian
5.   Sekale kornutum : 3 bagian
6.   Daun sena : 4 bagian
7.   Temulawak : 4 bagian

SIMPLISIA RHIZOMA

SIMPLISIA

SIMPLISIA RHIZOMA
Rhizoma adalah modifikasi batang tumbuhan yang tumbuhnya menjalar di bawah permukaan tanah dan dapat menghasilkan tunas dan akar baru dari ruas-ruasnya. Daftar rhizoma yang akan dibicarakan dalam bab ini antara lain :
1. BOESENBERGIAE RHIZOMA (MMI)
2. CALAMI RHIZOMA (MMI)
3. CURCUMAE RHIZOMA (FI)
4. CURCUMAE AERUGINOSAE RHIZOMA (MMI)
5. CURCUMAE DOMESTICAE RHIZOMA (MMI)
6. CURCUMAE HEYNEANAE RHIZOMA (MMI)
7. CYPERI RHIZOMA (MMI)
8. IMPERATAE RHIZOMA (MMI)
9. KAEMPFERIAE RHIZOMA (MMI)
10. LANGUATIS RHIZOMA (MMI)
11. ZINGIBERIS RHIZOMA (MMI)
12. ZINGIBERIS AROMATICAE RHIZOMA (MMI)
13. ZINGIBERIS LITTORALIS RHIZOMA (MMI)
14. ZINGEBERIS PURPUREI RHIZOMA (MMI)
15. ZINGIBERIS ZERUMBETI RHIZOMA (MMI)

BOESENBERGIAE RHIZOMA (MMI)
Nama lain                           : Temu kunci
Nama tanaman asal          : Boesenbergia pandurata (Roxb) sehleaht
Keluarga                              : Zingiberaceae
Zat berkhasiat utama/isi   : Minyak atsiri, damar, pati
Penggunaan                       : Antidiare
Pemerian                             : Bau khas aromatik, rasa agak pahit menimbulkan rasa agak tebal
Bagian yang digunakan     : Kepingan-kepingan akar tinggal
Waktu panen                       : Dilakukan pada umur 1 tahun
Penyimpanan                      : Dalam wadah tertutup baik

CALAMI RHIZOMA (MMI)
Nama lain                           : Dringo, Jaringau, Calamus, Sweetflag
Nama tanaman asal          : Acorus calamus (L)
Keluarga                              : Araceae
Zat berkhasiat utama/isi   : Minyak atsiri mengandung egenol. asaron. asaril aldehid. Zat pahit akorin, zat penyamak, pati, akoretin, tannin. Kadar minyak atsiri tidak kurang dari 2,5 % v/b
Penggunaan                       : Bahan pewangi, karminativa, insektisida,demam nifas
Pemerian                            : Bau khas aromatik, rasa pahit, agak pedas.
Bagian yang digunakan    : Akar tinggal
Waktu panen                     : Dikumpulkan pada waktu daun mulai kering, dibersihkan dari semua bagian tanaman lain,tetapi tidak dikupas, biasanya diperoleh dari tanaman berumur 1 tahun. Bila panenan dilakukan kurang dari 1 tahun hasilnya berkurang, dan bila lebih dari 1 tahun hasilnya masih dapat ditingkatkan.
Penyimpanan                     : Dalam wadah tertutup baik

CURCUMAE RHIZOMA ( FI )
Nama lain                           : Temu lawak, Koneng gede
Nama tanaman asal          : Curcuma xanthorrhiza (Roxb)
Keluarga                              : Zingiberaceae
Zat berkhasiat utama/isi   : Minyak atsiri yang mengandung felandren dan tumerol, zat warna kurkumin, pati. Kadar minyak atsiri tidak kurang dari       8,2 % b/v
Penggunaan                       : Kolagoga, antispasmodika
Pemerian                             : Bau khas aromatik, rasa tajam dan pahit
Bagian yang digunakan     : Kepingan akar tinggal
Waktu panen                      : Panenan dilakukan apabila daun dan bagian diatas yang sudah mengering. Untuk daerah yang musim kemaraunya jelas penanamannya dilakukan pada musim kemarau berikutnya.
Di daerah yang banyak dan merata curah hujannya dan tidak jelas musim kemaraunya tanaman dapat dipanen pada umur 9 bulan atau lebih. Cara panen dilakukan dengan membongkar rimpang menggunakan garpu
Syarat Temulawak kering untuk ekspor sebagai berikut:
Warna            : Kuning jingga sampai coklat
Aroma             : Khas wangi aromatik
Rasa                : Pahit, agak pedas
Kelembaban    : Maksimum 12 %
Abu                 : 3 – 7 %
Pasir                : 1 %
Kadar minyak atsiri : minimal 5 %
Penyimpanan                       : Dalam wadah tertutup baik

CURCUMAE AERUGINOSAE RHIZOMA (MMI)
Nama lain                           : Temu hitam
Nama tanaman asal          : Curcuma aeruginosa (Roxb)
Keluarga                              : Zingiberaceae
Zat berkhasiat utama/isi   : Minyak atsiri, pati, damar, lemak
Persyaratan kadar              : Minyak atsiri tidak kurang dari 0,3 %
Penggunaan                        : Bagian dari jamu, antirematik, karminativa
Pemerian                             : Bau aromatik lemah, rasa sangat pahit, lama – lama menimbulkan rasa tebal
Bagian yang digunakan     : Kepingan – kepingan akar tinggal yang dikeringkan
Penyimpanan                      : Dalam wadah tertutup baik

CURCUMAE   HEYNEANAE RHIZOMA (MMI)
Nama lain                           : Rimpang temu giring
Nama tanaman asal          : Curcuma heyneana (Val)
Keluarga                              : Zingiberaceae
Zat berkhasiat utama/isi    : Minyak atsiri, tanin. kurkumin
Persyaratan kadar               : Minyak atsiri tidak kurang dari 1,5 %
Penggunaan                         : Antiseptika kulit
Pemerian                              : Bau khas, rasa pahit, agak pedas, lama – lama rasa tebal
Bagian yang digunakan      : Rimpang
Penyimpanan                       : Dalam wadah tertutup baik

CURCUMAE DOMESTICAE RHIZOMA (MMI)
Nama lain                           : Kunyit, kunir
Nama tanaman asal           : Curcuma domestica (Val)
Keluarga                              : Zingiberaceae
Zat berkhasiat utama/isi    : Minyak atsiri, zat warna kurkumin, pati, damar
Penggunaan                        : Karminativa, antidiare, kolagoga, skabisida
Pemerian                             : Bau khas aromatik, agak pedas, lama –lama menjadi tebal
Bagian yang digunakan     : Akar tinggal
Waktu panen                       : Dilakukan pada waktu berumur 1 tahun atau lebih dari waktu tanam
Penyimpanan                      : Dalam wadah tertutup baik

CYPERI RHIZOMA (MMI)
Nama lain                            : Rimpang teki, teki
Nama tanaman asal           : Cyperus rotundus L
Keluarga                              : Cyperaceae
Zat berkhasiat utama/isi    : Minyak atsiri, alkaloida, glikosida, flavonoida
Penggunaan                        : Diuretika, stomakika
Pemerian                             : Bau khas aromatik, rasa agak pedas kemudian pahit, menimbulkan rasa tebal di lidah
Bagian yang digunakan     : Rimpang
Waktu panen                       : Dapat diambil setiap saat , setelah umbi yang ditanam akan mengeluarkan umbi baru dalam jangka waktu 3 minggu untuk kemudian akan tumbuh menjadi + / – 146 umbi dalam jangka waktu 3,5 bulan
Penyimpanan                      : Dalam wadah tertutup baik

IMPERATAE   RHIZOMA (MMI)
Nama lain                           : Akar alang- alang
Nama tanaman asal           : Imperata cylindrica (Beauv)
Keluarga                              : Poaceae
Zat berkhasiat utama/isi    : Asam kersik, damar, logam alkali
Penggunaan                        : Diuretika, Antipiretika
Pemerian                             : Tidak berbau dan tidak berasa
Bagian yang digunakan     : Akar tinggal
Jenis- jenis                          : Dikenal 5 varietas:
– Varietas mayor ( Nees )
– Varietas latifolia ( Hook.f )
– Varietas africana ( Anders )
– Varietas europea (Anders)
– Varietas condensata
Penyimpanan                      : Dalam wadah tertutup baik

KAEMPFERIAE RHIZOMA (MMI)
Nama lain                           : Kencur
Nama tanaman asal           : Kaempferia galanga (L)
Keluarga                              : Zingiberaceae
Zat berkhasiat utama/isi    : Alkaloida, minyak atsiri yang mengandung sineol dan kamferin, mineral dan pati
Penggunaan                        : Ekspektoransia, diaforetika, karminativa, stimulansia, roboransia
Pemerian                             : Bau khas aromatik, rasa pedas, hangat, agak pahit, akhirnya menimbulkan rasa pedas
Bagian yang digunakan     : Akar tinggal
Waktu panen                       : Pada umur 1 tahun
Penyimpanan                      : Dalam wadah tertutup baik

LANGUATIS   RHIZOMA ( MMI)
Nama lain                           : Laos, Lengkuas, Galanga Rhizoma
Nama tanaman asal          : Alpina officinarum (Hance), Alpinia galanga(L), Languas galanga (L)
Keluarga                              : Zingiberaceae
Zat berkhasiat utama/isi    : Minyak atsiri yang mengandung; metilsinamat, sineol, kamfer dan galangol
Penggunaan                        : Bumbu, karminativa, antifungi
Pemerian                             : Bau aromatik, rasa pedas
Bagian yang digunakan     : Akar tinggal
Waktu panen                       : Pada umur 2,5 – 4 bulan, agar diperoleh rimpang muda yang belum banyak berserat. Cara panen dilakukan dengan mencabut tanaman, rimpang dipisahkan dari batang kemudian dicuci dan dikeringkan.
Penyimpanan                      : Dalam wadah tertutup baik  

ZINGIBERIS RHIZOMA (MMI)
Nama lain                           : Jahe
Nama tanaman asal           : Zingiber officinale (Roscoe)
Keluarga                              : Zingiberaceae
Zat berkhasiat utama/isi    : Pati, damar, oleo resin, gingerin, minyak atsiri yang mengandung zingeron, zingiberol, zingiberin, borneol, kamfer, sineol dan felandren
Penggunaan                        : Karminativa, stimulansia, diaforetika
Pemerian                             : Bau aromatik, rasa pedas
Bagian yang digunakan     : Akar tinggal yang sebagian kulitnya telah dikupas
Waktu panen                       : Panenan dapat dilakukan pada umur 9 – 12 bulan setelah tanam. Panenan pada umur 6 bulan dapat dilakukan untuk mendapatkan rimpang muda, kurang berserat, yang umumnya dipakai membuat manisan dan keperluan bumbu dapur. Panen pada umur 9 – 12 bulan dilakukan bila tanaman mulai mengering seluruhnya sampai sudah rebah rumpun-rumpunnya
Jenis – jenis                          :
Berdasarkan bentuk            :
1. Jahe putih besar, rimpangnya lebih besar dan ruas rimpangnya lebih menggembung.
2. Jahe putih kecil, ruasnya kecil agak rata sampai sedikit menggembung.
3. Jahe merah, rimpangnya berwarna merah dan lebih kecil dari jahe putih kecil
Berdasarkan pengolahan    :
1. Jahe segar yang direndam dalam air mendidih, kemudian dikeringkan cepat- cepat disebut Jahe hitam (Black ginger)
2. Jahe segar yang dicuci secara hati – hati dikupas lapisan gabus dan dicuci berulang – ulang dan dikelantang, Jika dimaserasi dengan air kapur akan nampak putih karena lapisan kapurnya dan disebut Jahe putih (White ginger).
3. Jahe segar atau yang dikeringkan tanpa pengolahan khusus dan dipakai untuk bumbu masak disebut Jahe hijau (Green ginger)
Penyimpanan                       : Dalam wadah tertutup baik

ZINGIBERIS AROMATICAE RHIZOMA (MMI)
Nama lain                           : Lempuyang wangi
Nama tanaman asal          : Zingiber aromatica (Val)
Keluarga                              : Zingiberaceae
Zat berkhasiat utama/isi    : Minyak atsiri yang mengandung zerumbon bumolen, limonen
Penggunaan                        : Karminativa, stomakika
Pemerian                             : Bau aromatik, rasa pahit
Bagian yang digunakan     : Akar tinggal
Penyimpanan                      : Dalam wadah tertutup baik

ZINGIBERIS   LITTORALIS   RHIZOMA (MMI)
Nama lain                           : Lempuyang pahit
Nama tanaman asal           : Zingiber littorale (Val)
Keluarga                              : Zingiberaceae
Zat berkhasiat utama/isi   : Minyak atsiri dengan komponen utama Seskuiterpenketon
Penggunaan                       : Stomakik
Pemerian                            : Bau aromatik khas, rasa pahit
Bagian yang digunakan    : Akar tinggal
Keterangan                         : Mempunyai ukuran rimpang yang paling kecil, hampir   menyerupai jahe. Rimpang muda dapat dimakan sebagai lalap
Penyimpanan                     : Dalam wadah tertutup baik

ZINGIBERIS PURPUREI RHIZOMA (MMI)
Nama lain                           : Cassumunar Rhizoma, Bengle
Nama tanaman asal          : Zingiber cassumunar (Roxb), disebut juga Zingiber purpureum (Roxb)
Keluarga                              : Zingiberaceae
Zat berkhasiat utama/isi    : Minyak atsiri mengandung sineol; Damar lunak yang pahit, albuminoid
Penggunaan                        : Karminativa, menghangatkan badan
Pemerian                             : Bau aromatik khas, rasa agak pahit dan agak pedas
Bagian yang digunakan     : Akar tinggal
Waktu panen                       : Setelah tanaman berumur 1 tahun
Penyimpanan                      : Dalam wadah tertutup baik

ZINGIBERIS   ZERUMBETI   RHIZOMA (MMI)
Nama lain                           : Lempuyang gajah
Nama tanaman asal          : Zingiber zerumbet (Sm)
Keluarga                              : Zingiberaceae
Zat berkhasiat utama/isi    : Minyak atsiri yang mengandung zerumbon, Sineol, pinen, kariofilen, kamfer
Penggunaan                        : Karminativa, stomakik
Pemerian                             : Bau aromatik, rasa pedas mirip mentol, agak pahit.
Bagian yang digunakan     : Akar tinggal
Penyimpanan                      : Dalam wadah tertutup baik

SIMPLISIA FARMAKOGNOSI

SIMPLISIA

CORTEX
CORTEX adalah kulit batang, merupakan bagian kulit yang digunakan sebagai ramuan obat. Simplisia kulit batang umumnya diambil dari bagian kulit terluar tanaman tingkat tinggi yang berkayu. Bagian yang sering digunakan sebagai bahan ramuan meliputi kulit batang, cabang atau kulit akar sampai ke lapisan epidermis. Daftar cortex yang akan dibahas:
1. ALSTONIAE CORTEX (MMI)
2. ALYXIAE CORTEX (MMI)
3. BURMANI CORTEX (MMI)
4. CINCHONAE   CORTEX (FI)
5. CINNAMOMI CORTEX (FI)
6. GRANATI CORTEX (MMI)
7. GRANATI PERCARPIUM/GRANATI FRUCTUS CORTEX (MMI)
8. LITSEAE CORTEX (MMI)
9. PARAMERIAE CORTEX (MMI)
10. SYMPLOCI CORTEX (MMI)
11. SYZYGII JAMBOLANI CORTEX (MMI)

ALSTONIAE CORTEX (MMI)
Nama lain                           : Kulit Pule
Nama tanaman asal          : Alstonia scholaris (L) R.Br
Keluarga                             : Apocynaceae
Zat berkhasiat utama / isi : Alkaloida- alkaloida ditamina, ekitamina, ekhitenina, akhitamidina, alstonina
Penggunaan                       : Antipiretika, antimalaria, stomakika, antidiabetika, antelmintika
Pemerian                            : Tidak berbau, rasa pahit, yang tidak mudah hilang
Bagian yang digunakan    : Kulit batang dan kulit cabang
Penyimpanan                     : Dalam wadah tertutup baik

ALYXIAE CORTEX (MMI)
Nama lain                           : Pulasari
Nama tanam asal               : Alyxia reinwardtii (BL), juga disebut Alyxia stellata (Roomset Schult)
Keluarga                              : Apocynaceae
Zat berkhasiat utama / isi : Alkaloida zat pahit, kumarin, zat penyamak, minyak atsiri, asam organik
Penggunaan                       : Bahan pewangi, (campuran boreh), karminativa, antidemam
Pemerian                            : Bau dan rasa mirip kumarin, agak pahit
Bagian yang digunakan    : Kulit batang dan kulit cabang
Penyimpanan                     : Dalam wadah tertutup baik

BURMANI CORTEX ( MMI)
Nama lain                           : Kulit manis jangan, Kulit kayu manis padang, Keningar
Nama tanaman asal          : Cinnamomum Burmani (Blume)
Keluarga                             : Lauraceae
Zat berkhasiat utama / isi : Minyak atsiri yang mengandung sinamil aldehid, sinamil asetat, borneol, simen. Zat penyamak, damar, bornil asetat
Penggunaan                       : Diaforetika, karminativa, anti iritansia, bahan pewangi, bumbu masak
Pemerian                             : Bau khas, rasa manis
Bagian yang digunakan     : Kulit batang
Waktu panen                      : Panen pada umur 8 tahun, semakin tua umur tanaman, kulit relatif lebih tebal dan volume kulit pohon bertambah pula, sehingga kualitas dan kuantitas produksi akan lebih baik.
Cara panen                          :
1. Pohon ditebang sekaligus, tunggul tebangan diter bagian atasnya.
2. Cara ditumbuk, yakni 2 bulan sebelum ditebang 5 cm dari leher akar, seluruh kulit batang dikupas setinggi 80 – 100 cm. Setelah 2 bulan baru ditebang maksudnya agar pengulitan mudah dilakukan dan diharapkan tumbuh tunas baru yang lebih sempurna pada permukaan tanah
3. Pohon dipukul-pukul dengan benda tajam 2 bulan sebelum ditebang, dengan maksud untuk mendapat kulit yang tebal pada waktu pemotongan, sebab pada bekas – bekas pukulan akan menghasilkan pembengkakan kulit.
4. Sistem Vietnam (sistem panen tanpa tebang), yaitu memotong sebagian kulit batang secara berselang- seling dengan ukuran panjang 30 cm, lebar 10 cm. Setelah kulit batang bertaut kembali sehabis panen pertama, lalu dilakukan panen kedua dan seterusnya.
Jenis – jenis                         : Dalam perdagangan dikenal sebagai Cassia vera.
Ada 2 varietas :
1. Berdaun muda, berwarna merah pekat, banyak ditanam di Sumatera Barat dan Kerinci
2. Berdaun hijau ungu.
    Perbedaan                           : Kayu manis pucuk merah mempunyai kualitas lebih baik, tetapi produksinya lebih rendah dari pada yang berpucuk hijau.
    Penyimpanan                     : Dalam wadah tertutup baik

CINCHONAE   CORTEX (FI)
Nama lain                           : Kulit kina, Peruvian bark, Jesuit bark
Nama tanaman asal          : Cinchona succirubra
Keluarga                             : Rubiaceae
Zat berkhasiat utama / isi : Alkaloida kinina, sinkonina, sinkodina, kina tanat, kinidin, asam tanat, asam kina, damar, malam
Persyaratan kadar              : Kadar kinin tidak kurang dari 8,0 %
Penggunaan                        : Antipiretika, antimalaria, amara.
Pemerian                             : Bau khas terutama dari kulit dahan, pada penyimpanan lama bau menghilang, rasa pahit dan kelat.
Bagian yang digunakan     : Kulit batang , kulit dahan, kulit akar
Sediaan                                : Cinchonae extractum
Perbedaan                           :
Cinchona succirubra berisi 9 % alkaloida.
Cinchona ledgeriana berisi 6 – 10 % alkaloida.
Cinchona calisaya berisi 6 – 8 % alkaloida
Untuk memperoleh banyak kulit ditanam Cinchona succirubra
Untuk mendapat banyak alkaloida ditanam Cinchona ledgeriana
Untuk cepat-cepat mendapat banyak alkaloida ditanam Cinchona ledgeriana diatas Cinchona succirubra secara okulasi.
Cara panen                :
1. Dicabut (cara Indonesia) pohon-pohon yang jaraknya 60 cm – 100 cm satu sama lain, dicabut seluruhnya dan diambil kulit batang dan kulit akarnya, setelah 6-7 tahun, pada daerah tadi dilakukan pencabutan lagi.
2. Dipangkas : pohon-pohon yang berumur 7 tahun dipangkas batangnya beberapa cm di atas tanah, dari pangkal batang nanti tumbuh sejumlah cabang baru yang nanti juga dipungut.
3. Dikikis : Kulit batang dikikis tanpa mengenai kulit kayunya
4. Menurut penelitian ternyata kulit kina yang banyak terkena sinar matahari alkaloidnya lebih rendah dari kulit kina yang ditempat teduh. Jika kulit kina tersebut ditutupi dengan lumut, maka kadar alkaloidnya akan naik luar biasa. Setelah kulit kina ini di panen, bekasnya ditutupi lumut kembali, maka timbul kulit kulit kina baru yang juga tinggi kadar alkaloidnya. Pengambilan kulit dilakukan sedikit demi sedikit sampai seluruh kulit lama terambil.
Penyimpanan                       : Dalam wadah tertutup baik

CINNAMOMI CORTEX (FI)
Nama lain                           : Kulit Kayumanis, Ceylon Cinnamon
Nama tanaman asal          : Cinnamomum zeylanicum (BI)
Keluarga                              : Lauraceae
Zat berkhasiat utama / isi  : Minyak atsiri yang mengandung egenol sinamilaldehida, zat penyamak, pati, lendir
Penggunaan                         : Karminativa, menghangatkan lambung, dicampur dengan adstringensia lainnya untuk obat mencret
Pemerian                               : Bau aromatik, rasa pedas dan manis.
Bagian yang digunakan       : Kulit bagian dalam yang diperoleh dari anak batang yang telah dipangkas.
Cara panen                            : Tanaman yang berumur 2-3 tahun dipotong beberapa cm diatas tanah. Tunas-tunas baru dipilih 5-6 buah dan dibiarkan tumbuh untuk dipotong lagi setelah mencapai tinggi 2-3 meter.
Panen dilakukan pada musim hujan, batang-batang dikulit arah memanjang menjadi 2 bagian atau lebih. Diberkas dan didiamkan beberapa lama supaya terjadi fermentasi yang nanti mempermudah pengikisan epidermis dan jaringan hijau dibawah epidermis.
Penyimpanan                         : Dalam wadah tertutup baik

GRANATI CORTEX (MMI)
Nama lain                            : Kulit batang delima
Nama tanaman asal           : Punica granatum (L)
Keluarga                               : Punicaceae
Zat berkhasiat utama / isi   : Alkaloida, gula, tanin
Penggunaan                         : Pengelat (astringensia)
Pemerian                              : Bau lemah, rasa agak kelat
Bagian yang digunakan      : Kulit batang
Penyimpanan                       : Dalam wadah tertutup baik

GRANATI PERCARPIUM/GRANATI FRUCTUS CORTEX (MMI)
Nama lain                            : Kulit buah delima, Granati Fructus cortex
Nama tanaman asal            : Punica granatum (L)
Keluarga                               : Punicaceae
Zat berkhasiat utama / isi   : Tanin sampai lebih kurang 20 % alkaloida yang terdiri dari peletrina, metil-peletrina, psudopeletrina, metil isopeletrina, isopeletrina
Penggunaan                         : Pengelat usus (astringensia), obat cacing
Pemerian                              : Tidak berbau, rasa sangat sepat, lama-lama menimbulkan rasa      tebal di lidah.
Bagian yang digunakan      : Kulit buah yang masak
Penyimpanan                       : Dalam wadah tertutup baik

LITSEAE CORTEX (MMI)
Nama lain                            : Kulit krangean, Krangean
Nama tanaman asal           : Litsea cubeba (Lour) Pers
Keluarga                              : Lauraceae
Zat berkhasiat utama / isi  : Minyak atsiri mengandung sitral, limonen, sapinen, metilheptanon, sitronelal. Tanin galat, allagat.
Penggunaan                        : Karminativa, spasmolitika, stomakika
Pemerian                             : Bau khas aromatik, rasa agak pedas, dan agak pahit.
Bagian yang digunakan     : Kulit batang
Penyimpanan                      : Dalam wadah tertutup baik

PARAMERIAE CORTEX (MMI)
Nama lain                            : Kulit Kayu rapat, Pegatsih
Nama tanaman asal           : Parameria laevigata (Juss) Moldenke, Parameria barbata
Keluarga                              : Apocynaceae
Zat berkhasiat utama / isi  : Tanin
Penggunaan                        : Pengelat (astringensia)
Pemerian                             : Bau lemah, rasa agak kelat dan agak pahit.
Bagian yang digunakan     : Kulit batang dan kulit cabang.
Penyimpanan                      : Dalam wadah tertutup baik

SYMPLOCI CORTEX (MMI)
Nama lain                            : Kulit sariawan
Nama tanaman asal           : Symplocos odoratissima (BL, choisy)
Keluarga                              : Symplocaceae
Zat berkhasiat utama / isi  : Glucosida, symplokosin, metil salisilat, aluminium sulfat
Penggunaan                        : Antisariawan
Pemerian                             : Bau agak wangi, tidak berasa
Bagian yang digunakan     : Kulit dahan
Penyimpanan                      : Dalam wadah tertutup baik

SYZYGII JAMBOLANI CORTEX (MMI)
Nama lain                            : Kulit jamblang
Nama tanaman asal           : Syzygium jambolanum (L) Skeels yang disebut pula Eugenia cumini
Keluarga                              : Myrtaceae
Zat berkhasiat utama / isi  : Zat penyamak, asam galat, jambulol, jambolisin.
Penggunaan                        : Astringensia, obat kencing manis
Pemerian                             : Bau lemah, rasa pahit dan kelat
Bagian yang digunakan     : Kulit dahan
Penyimpanan                      : Dalam wadah tertutup baik

SIMPLISIA
RADIX
Akar merupakan salah satu organ tumbuhan yang paling penting disamping batang dan daun, bagi tumbuhan yang tumbuhnya telah merupakan kormus. Daftar radix yang akan dibahas
1. CATHARANTHI RADIX ( MMI)
2. DERRIDIS RADIX (MMI)
3. ELEPHANTOPI RADIX (MMI)
4. EURYCOMAE RADIX (MMI)
5. GLYCYRRHIZAE RADIX (FI)
6. IPECACUANHAE RADIX (MMI)
7. PANACIS RADIX (MMI)
8. RAUWOLFIAE SERPENTINAE RADIX (FI)
9. RHEI RADIX (MMI)
10. VALERIANAE RADIX
11. VETIVERIAE RADIX (MMI)

CATHARANTHI RADIX ( MMI)
Nama lain                            : Akar Tapak dara
Nama tanaman asal           : Catharanthus roseus (L), Vinca rosea (L), Lochnera rosea
Keluarga                              : Apocynaceae
Zat berkhasiat utama /isi   : Alkaloida: ajmalisin, serpentina, tetrahidroalstonin, vindesin, vinkristin, vinblastin
Penggunaan                        : Peluruh kemih (emenagoga), obat diabetes, obat kanker
Pemerian                             : Tidak berbau, rasa pahit
Bagian yang digunakan     : Akar
Penyimpanan                      : Dalam wadah tertutup baik


DERRIDIS RADIX (MMI)
Nama lain                            : Akar tuba
Nama tanaman asal           : Derris elliptica
Keluarga                              : Papilionaceae (= Fabaceae)
Zat berkhasiat utama / isi  : Rotenon
Penggunaan                        : Racun panah, racun ikan, skabicid, insektisida
Pemerian                             : Bau aromatik lemah, rasa agak pahit
Bagian yang digunakan     : Akar dan potongan akar tinggal
Penyimpanan                      : Dalam wadah tertutup baik


ELEPHANTOPI RADIX (MMI)
Nama lain                            : Akar tapak liman
Nama tanaman asal           : Elephantopus scaber
Keluarga                              : Asteraceae
Zat berkhasiat utama / isi  : Flavonoid glucosidal
Penggunaan                        : Anti demam


EURYCOMAE RADIX (MMI)
Nama lain                            : Akar Pasakbumi
Nama tanaaman asal         : Eurycoma longifolia (Jack)
Keluarga                              : Simarubaceae
Zat berkhasiat utama / isi  : Eurikomolakton, amaraloid, eurikomanol
Penggunaan                        : Diuretika, antipiretika dan aprodisiaka
Pemerian                             : Tidak berbau, mula-mula tidak berasa lama- lama agak pahit
Bagian yang digunakan     : Akar
Penyimpanan                      : Dalam wadah tertutup baik

GLYCYRRHIZAE RADIX (FI)
Nama lain                            : Akar manis, Liquiritae Radix
Nama tanaman asal           : Glycyrrhiza glabra varietas typical, Glycyrrhiza glabra varietas glandulifera dan jenis Glycyrrhiza lainnya
Keluarga                              : Papilionaceae
Zat berkhasiat utama / isi  : Glysirisin dengan kadar 5-10 %, yaitu garam K dan Ca dari asam glisirizat (zat ini 50 x lebih manis dari gula tebu), pati, gula, asparagin
Persyaratan kadar               : Kadar zat yang larut dalam air tidak kurang dari 20%, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan di udara
Penggunaan                         : Antitusiva.
Akar dalam bentuk serbuk sebagai pengisi/pembalut pil
Ekstrak untuk pewangi tembakau dan campuran obat batuk
Pemerian                              : Bau khas lemah, rasa manis
Bagian yang digunakan      : Akar dan batang dibawah tanah
Waktu panen                        : Akar-akar digali tiap 3 tahun, disisakan secukupnya agar dapat dipungut pada tahun berikutnya
Jenis-jenisnya                       : Glycyrrhiza glabra varietas typical berasal dari Spanyol
Glycyrrhiza glabra varietas glandulifera berasal dari Rusia
Penyimpanan                        : Dalam wadah tertutup baik
Keterangan lain                   : Yang belum dikupas berwarna coklat kekuningan atau coklat tua, berkeriput memanjang kadang – kadang terdapat tunas kecil dan daun sisik yang tersusun melingkar.

IPECACUANHAE RADIX (MMI)
Nama lain                            : Akar Ipeka, akar muntah
Nama tanaman asal           : Cephaelis ipecacuanha, Cephaelis acuminata, Uragoga ipecacuanha, Psychotria ipecacuanha
Keluarga                              : Rubiaceae
Zat berkhasiat utama / isi  : Alkaloid emetina, sefaelina, psikotrina, emetina, orthomethil, sikotrina
Persyaratan kadar              : Kadar emetin 2 ,0 %
Penggunaan                        : Dalam jumlah amat kecil sebagai menambah nafsu makan, Dalam jumlah sedang sebagai diaforetika dan ekspektoransia, Dalam jumlah besar sebagai emetika
Pemerian                             : Bau lemah, rasa pahit
Bagian yang digunakan     : Akar / campuran akar / pangkal batang
Sediaan                                :       Opii Pulvis Compositus (FI), Ipecacuanhae Pulvis (FI), Ipecacuanhae tinctur (EFI)
Waktu panen                      : Dikumpulkan pada bulan Januari, Maret, seluruh   tanaman dicabut dan dipisahk an akar – akarnya
Jenis – jenisnya                  : Ipeka Rio; diperoleh dari Cephaelis ipecacuanha. Potongan – potongan agak bengkok, warna merah bata tua sampai coklat tua, sebelah luar penebalan cincin, rapat dan   melingkar sempurna.
Ipeka Panama: diperoleh dari Cephaelis acuminata  Warna coklat keabuan atau coklat kemerahan, cincin hanya melingkar sampai tengah batang,
Ipeca Cartagena: lebih gelap dan tidak banyak buku-bukunya, warna sama dengan Ipeka Panama
Penyimpanan                     : Dalam wadah tertutup baik

PANACIS RADIX (MMI)
Nama lain                            : Ginseng
Nama tanaman asal           : Panax schinseng
Keluarga                              : Araliaceae
Zat berkhasiat utama / isi  : Glukosida panakuilon, minyak atsiri, damar, panaks, sapoginol
Penggunaan                        : Amara dan stimulansia
Pemerian                             : Bau lemah, rasa manis. pedas dan agak pahit
Bagian yang digunakan     : Akar
Sediaan                                : Serbuk dan Vinum
Waktu panen                       : Dikumpulkan pada musim gugur dari tanaman yang berumur 5 – 6 tahun
Penyimpanan                      : Dalam wadah tertutup baik

RAUWOLFIAE SERPENTINAE RADIX (FI)
Nama lain                            : Akar Pulepandak
Nama tanaman asal           : Rauwolfia serpentina
Keluarga                              : Apocynaceae
Zat berkhasiat utama / isi  : Alkaloid – alkaloid: aymalin, aymalisina, aymalinina, serpentina, reserpina,
Persyaratan kadar              : Alkaloid sejenis reserpina, dihitung sebagai reserpina tidak kurang dari 0,15 %
Penggunaan                        : Antihipertensi dan gangguan neuropsikhiatrik
Pemerian                             : Tidak berbau, rasa pahit
Bagian yang digunakan     : Akar dan pangkal batang
Penyimpanan                      : Dalam wadah tertutup baik

RHEI RADIX (MMI)
Nama lain                            : Kelembak
Nama tanaman asal            : Rheum palmatum, Rheum officinale dan species atau hibrida lainnya kecuali Rheum rhaponticum
Keluarga                               : Polygonaceae
Zat berkhasiat utama / isi  : Antraglukosida yang pada penguraian memberikan emodin, rhein, aloe emodin dan asam krisofanat. Terdapat pula tanin, pektin, katekhin, pati, kalsium oksalat
Penggunaan                         : Laksativa
Pemerian                              : Bau khas agak aromatik, rasa agak pahit tidak enak dan agak sepat
Bagian yang digunakan      : Pangkal batang beserta sebagian akar
Jenis – jenis                          :
1. Kelembak Cina : kultur di Propinsi Shensi, Shansi Honan, Tshinghai di Mongolia, dipungut dari tanaman yang berumur 6 – 10 tahun, tiap tahun 2 kali panenan, pada musim semi dan musim gugur, setelah dikupas, diiris- iris melintang / membujur (menghasilkan rounds atau flats), dijemur.
2. Kelembak Shensi: ada garis – garis kecil warna coklat kemerahan dan titik-titik jari empulur dalam parenkim yang putih
3. Kelembak Kanton: lebih ringan dari kelembak Shensi kurang padat, lebih berserat, bau emperumatik.
4. Kelembak Eropa: Hanya dari Hongaria, mutu rendah
Penyimpanan                     : Dalam wadah tertutup baik

VALERIANAE RADIX
Nama   lain                          : Akar valerian
Nama tanaman asal           : Valeriana officinalis
Keluarga                              : Valerianaceae
Zat berkhasiat utama/ isi   : Minyak atsiri yang mengandung ester borneo (ester dengan format). Alkaloida – alkaloida katinina dan valerianin, zat penyamak.
Persyaratan kadar               : Kadar minyak atsiri tidak kurang dari 0,8 %
Penggunaan                         : Sedativa
Pemerian                              : Bau khas, rasa pedas, agak pahit.
Bagian yang digunakan      : Akar cabang berikut pangkal batang dan batang dibawah tanah
Sediaan                                 : Valerianae tinctura (FI) untuk : Beladon Digitalis
Valerianae Tinctura, Brometori Valerianae Potio
Waktu panen                        : Dikumpulkan pada waktu daun meluruh
Penyimpanan                       : Dalam wadah tertutup baik

VETIVERIAE RADIX (MMI)
Nama lain                            : Akar wangi, Larasetu
Nama tanaman asal           : Vetiveria zizanoides (Stapf)
Keluarga                              : Poaceae
Zat berkahasiat utama /isi : Minyak atsiri, hars dan zat pahit
Kegunaan                            : Bahan pewangi. (dalam oleum), Diaforetika
Pemerian                             : Bau khas aromatik
Bagian yang digunakan     : Akar
Sediaan                                : Oleum Vetiveriae
Penyimpanan                      : Dalam wadah tertutup baik.

CONTOH SEDIAAN GALENIKA

AQUA AROMATICA

Menurut Farmakope Edisi II Aqua Aromatic adalah larutan jenuh Minyak atsiri dalam air. Diantara air aromatic ada yang memiliki daya terapi yang lemah,terlebih digunakan untuk memberi aroma pada obat-obatan atau sebagai pengawet. Air ini tidak boleh berwarna dan berlendir, tapi harus mempunyai bau dan rasa  yang menyerupai bahan asal.
Contoh :
Aqua Foeniculi
Larutkan 4 gr ol. Foeniculi + 60 ml etanol 90% + air ad 100 ml

Air aromatic merupakan cairan jernih atau agak keruh mempunyai bau dan rasa yang tidak menyimpang dari bau dan rasa Minyak atsiri asal. Air aromatic disimpan dalam wadah tertutup rapat terlindung dari cahaya dan di tempat yang sejuk.
Jumlah bagian minyak atsiri yang digunakan untuk olleum foeniculi adalah 4 bagian gr Olleum foeniculi sedangkan untuk Aqua Menthae Piperithae adalah 2 Olleum Menthae Piperithae.
Untuk pembuatan aqua rosae dilakukan sebagai berikut:
Melarutkan 1 gr olleum rosae dalam 20 ml etanol. Pada filtrate ditambahkan air secukupnya hingga 5000 ml dandisaring.
Bila air aromatic dalam penyimpanan terjadi kekeruhan maka sebelum digunakan harus di kocok kuat-kuat.
Aqua Laucolerasi Artificialis menurut Farmakope Belanda di buat dengan melarutkan Benjaldehidum di campur dengan Solutio Acidy Hidrocyanidi 2% dan air.
 Air aromatic harus mempunyai baud an rasa yang menyerupai bahan asal, bebas bau empirematic atau bau lain, tidak berwarna dan tidak berlendir.
Cara pembuatan :
- Larutkan minyak atsiri sejumlah yang tertera dalam masing-masing    monografi dalam 60 ml etanaol 95%.
- Tambahakan air sedikit demi sedikit sampai volume 100 ml sambil   dikocok kuat-kuat.
- Tambahakan 500 mg talc, kocok, diamkan, saring
- Encerkan 1 bagian filtrat dengan 39 bagian air.

Etanol disini berguna untuk menambah kelarutan minyak atsiri dalam air. Talcum berguna untuk membantu terdistribusinya minyak dalam air dan menyempurnakan pengendapan kotoran sehingga aqua aromatik yang dihasilkan jernih.

Pembuatannya yaitu melarutkan atau mencampur minyak atsiri dalam air. Tetapi masalahnya adalah, bahwa minyak atsiri itu tidak dapat campur dengan air, jadi harus ada suatu teknik pencampuran tersebut, sehingga maksud kita dapat tercapai.
Ada beberapa cara:
1. Dengan pertolongan alkohol:
Cara:
Bahan yang dibutuhkan:
Minyak mawar (misalnya kita ingin membuat air mawar ) 1 bagian Spiritus fortior (96%) 19 bagian Air (lebih baik air suling) sampai 1 liter.
Minyak atsiri dilarutkan dalam spiritus , dalam tempat tertutup, misalnya botol kecil yang dapat ditutup. 4 bagian cairan yang didapat, ditambah air sampai volume 1 liter, kocok kuat-kuat sampai homogen. Saring cairan. Siaplah air aromatik kita. Jadi, dari 1 cc minyak mawar, akan kita dapatkan 5 liter air mawar. Banyak, bukan? Air akan berbau harum seperti bunga mawar. Simpan dalam beberapa botol, supaya tidak terlalu cepat menguap minyak atsirinya, sehingga air aromatik tetap wangi untuk waktu yang lama.

2.   Dengan pertolongan serbuk talk.
Bahan yang dibutuhkan:
Minyak mawar atau minyak atsiri lain 2 ml Serbuk talk (bisa dibeli di apotik atau toko bahan kimia, tetapi jangan gunakan salisil talk yang ada di toko, karena akan iritasi ). 15 gram Campurkan serbuk talk dengan minyak atsiri, kemudian tambahkan air suling pada campuran minyak dan talk tersebut, kemudian gojog keras-keras (tentu saja dalam botol yang bertutup).
Cairan kemudian disaring (sebaiknya menggunakan kertas saring ). Cairan yang pertama keluar disaring kembali, supaya tidak keruh. Siaplah air aromatik kita.

   Selain cara melarutkan seperti ini yang tertera dalam FI II, buku lain juga mencantumkan aqua aromatik adalah hasil samping dari pembuatan olea volatilia secara penyulingan sesudah diambil minyak atsirinya.
Aqua aromatik yang diperoleh sebagai hasil samping pembuatan minyak atsiri secara destilasi dapat dicegah pembusukan dengan cara mendidihkan dalam wadah tertutup rapat yang tidak terisi penuh penangas air selama 1 jam.
Pemerian:
Cairan jernih, atau agak keruh, bau dan rasa tidak boleh menyimpang dari    bau dan rasa minyak atsiri asal.
Syarat untuk resep: Jika air aromatik keruh, kocok kuat-kuat sebelum digunakan.
Penyimpanan: Dalam wadah tertutup rapat, terlindungi dari cahaya, di tempat sejuk.
Khasiat: Zat tambahan.
Air aromatik yang tertera dalam FI II ada 3 (tiga) yaitu :
1. Aqua Foeniculi
Adalah larutan jenuh minyak adas dalm air. Aqua foeniculi dibuat dengan melarutkan 4 g oleum foeniculi dalam 60 ml etanol 90%, tambahkan air sampai 100 ml sambil dikocok kuat-kuat, tambahkan 500 mg talc, kocok, diamkan, saring.Encerkan 1 bagian filtrat dalam 39 bagian air. *Pemerian , pemyimpanan sama seperti aqua aromatik.
2. Aqua Menthae Piperitae= air permen
Adalah larutan jenuh minyak permen dalam air.
Cara pembuatan : lakukan pembuatan menurut cara yang tetera pada aqua aromatika dengan menggunakan 2 g minyak permen.
Pemerian, penyimpanan dan syarat untuk resep sama seperti aqua aromatik.
3.  Aqua Rosae = air mawar
Adalah larutan jenuh minyak mawar dalam air.
Cara pembuatan : larutkan 1 g minyak mawar dalam 20 ml etanol, saring.Pada filtrat tambahkan air secukupnya hingga 5000 ml, saring.
Khusus untuk aqua foeniculi jangan disimpan ditempat sejuk karena anetol akan maenghablur, jadi disimpan pada suhu kamar, kalau keruh kocok dulu sebelum digunakan.Aqua feoniculi bila menghablur harus dipanaskan pada suhu 25 ºC dan kemudian dikocok kuat-kuat,sebelum digunakan harus disaring.

Kini, didapat air harum, yang secara umum disebut sebagai aqua aromatika.
Untuk :
1. Melarutkan kosmetik tradisional, misalnya bedak dingin, lulur, dsb sebelum digunakan.
2. Untuk membuat life more enjoyable, misalnya, bila membuat jamuan makan, air pembasuh tangan bisa diberi campuran air wangi tersebut. Atau ditambahkan pada air mandi, sehingga lebih wangi. Ingat! bau mawar adalah bahan aromaterapi, karena dapat memacu gelombang beta di otak, sehingga memberikan semangat hidup.
3. Untuk misalnya digunakan membasuh muka setelah bercukur.
4. untuk pengganti air pada pembuatan sediaan kosmetik, misalnya pada pembuatan cream, misalnya pengganti air pada pembuatan night cream.

ISTILAH DALAM FARMAKOGNOSI

istilah - istilah farmasi, farmakologi dan farmakognosi

1. Amara : penambah nafsu makan
2. Anhidrotika : Mengurangi keluarnya keringat
3. Analgetika : Mengurangi rasa nyeri
4. Antelmintika : Membasmi cacing dari dalam tubuh manusia
5. Abses : Pengumpulan nanah dalam rongga yang terbentuk akibat kerusakan jaringan.
6. Anoreksia : Hilangnya atau berkurangnya nafsu makan.
7. Ansietas : Cemas,resah,rasa cemas yang berlebihan tidak sesuai dengan realitas.
8. Agranulositosis : Jumlah leukosit kurang dari 500 mm3 dengan gejala luka infeksi pada tekak, traktus intestinal dan kulit.
9. Artritis : Radang sendi terutama pada rheumatik
10. Anuria : Tidak terjadi eksin urin
11. Akromegali : Pembesaran disebabkan sekresi berlebihan somatotropin
12. Atonia : Relaksasi otot
13. Ataksia : Gangguan koordinasi gerakan
14. Asites : Penimbunan cairan dalam rongga perut
15. Asidosis : Penurunan pH darah dibawah 7,37
16. Anti fungi : Membasmi jamur
17. Anti hipertensi : Menurunkan tekanan darah
18. Anti piretika : Menurunkan suhu badan
19. Anti Emetika : Mencegah atau menghilangkan mual atau muntah
20. Anti diare : Menghentikan BAB yang bersifat diare
21. Anti Neuralgia : Menghilangka rasa sakit /nyeri
22. Anti reumatika : Menghilangkan sakit pada encok / rematik
23. Anti spasmodika : Pereda / pelawan keadaan kejang pada tubuh (pereda kejang)
24. Anti septika : Membasmi kuman (desinfekta)
25. Antidotum : Penawar racun
26. Antitusif : Pereda batuk tidak berdahak
27. Anti diabetika : Untuk mengobati kencing manis
28. Anti hemoroida : Untuk mengobati wasir
29. Anti Iritansia : Mencegah perangsangan pada kulit dan selaput lendir
30. Aprodisiaka : obat penguat syahwat
31. Astringensia : Menciutkan selaput lender atau pori / pengelat
32. Biopsi : Pengambilan jaringan dari mahluk hidup untuk pemeriksaan mikroskopik
33. Cardiaka : Untuk jantung
34. Cardiotonika : Untuk penguat kerja jantung
35. Cholagoga : Membantu fungsi dari empedu
36. Dismenorrhoe : Untuk menobati nyeri Haid
37. Dismenore : Menstruasi yang disertai dengan rasa sakit
38. Diaforetika : Memperbanyak keluarnya keringat / peluruh keringat
39. Digestiva : Merangsang pencernaan makanan
40. Diuretika : Melancarkan keluarnya air seni
41. Dilatator : Melebarkan pembuluh darah
42. Depuratif : Pembersih darah
43. Ensefalitis : Radang otak
44. Ekspektoransia : Mengurangi batuk berdahak
45. Emenagoga : Memperbanyak keluarnya haid / peluruh haid
46. Emetika : Menyebabkan muntah
47. Emoliensia :: menghaluskan, melembutkan, dan melemaskan jaringan kulit.
48. Flatulensi : Terbentuknya banyak gas dalam usus
49. Gonorrhoe : Kencing nanah
50. Hair tonic : Menguatkan atau menyuburkan rambut
51. Holitosis : Menyegarkan nafas
52. Hemostatika : Menghentikan pendarahan
53. Hipotiroidisme : kekurangan aktivitas kelenjar gondok (Tiroksin)
54. Insektisida : Membasmi serangga
55. Ileus : penyumbatan usus
56. Keratitis : Radang kornea mata
57.  Konstipasi : Sembelit / Susah BAB
58. Karminativa : Mengeluarkan angin dari dalam tubuh manusia
59. Laktasi : produksi susu pada kelenjar payudara wanita setelah melahirkan
60. Laktagoga : Memperlancar ASI
61. Laktifuga : Menghentikan atau mengurangi ASI
62. Litotriptika : Menghancurkan batu pada kandung kemih
63. Laxantia/Laksativ : Melancarkan BAB / Pencahar
64. Meningitis : Radang selaput otak
65. Nephrolithiasis : Penyakit kencing batu
66. Neuropsikhiatrik :: gangguan saraf, kejiwaan.
67. Paralisis : Kelumpuhan total motorik
68. Parkinson : Penyakit dengan ciri adanya gemetar pada tangan dan kaki
69. Parasimpatolitika : pelawan efek perangsang saraf parasimpatik.
70. Pertusis : Batuk rejan / batuk 100 hari
71. Post partum : Setelah kelahiran
72. Roboransia/Tonikum : Obat kuat
73. Sedativa : Obat penenang
74. Skabicida : Obat kudis
75. Skorbut : Sariawan, gusi berdarah karena kekurangngan Vit C
76. Stomakika : Memacu enzim-enzim pencernaan
77. Trikhomoniasis : Penyakit kulit yang disebabkan jamur Trichofyton
78. Urolithiasis : adanya batu pada saluran kemih
79. Udema : Penimbunan cairan tubuh akibat gangguan metabolisme elektrolit dan retensi
80. Vasodilatansia : memperlebar pembuluh darah